Mas turun dari kamarnya di lantai 2, seperti biasanya, menuju ke dapur. Seperti hari biasanya. Tapi ada yang membuat berbeda kali ini. Hal semacam ini sebenarnya sering terjadi, tapi hanya ini yang sempat aku tulis. Setelah aku kembali ke kamar, mas segera mendekati kamar ibuk, kebetulan ibuk belum tidur, baru selesai mengerjakan tugasnya. Mas lalu bertanya, tetap, dengan suaranya yang kurang jelas "ibuk kenapa?" "Hah, kenapa?" "Kok seperti ada suara menangis dan ramai-ramai?" "Haha enggak kok, ibuk nggak nangis" Itu yang aku dengar dari kamarku. Mas memang sebenarnya orang yang baik, tapi lukanya terlalu dalam. I miss your loving version, mas. You were there, you were my brother who will protect me, and always cheer me, and tease me, like how brother and sister supposed to be. But i think youre still, but in silent mode.
It happens too often I'm randomly crying with no any reason I dont know its just too cpmplicated. I literally am tired